Test Footer

Aku dan Dia

Impian masa depan yang akan diraih untuk hidup yang SUKSES dunia dan akhirat.

Pendakian

Tadabur alam sebagai proses belajar mengenal-NYA.

VETTIK XVI

Pendidikan sebagai proses penempaan diri, jiwa, dan kepemimpinan.

My Sister's wedding

Berharap segera menyusul membangun keluarga Sakinah, Mawadah, Warahmah.

My Dreams

Sukses yang akan diraih.

Pantai Natsepa Ambon

Tadabur alam sebagai proses belajar mengenal-NYA.

Kuliah Kerja Nyata

Selesai berproses menjadi bagian dalam masyarakat sidomukti.

Minggu, 26 Januari 2014

Lomba Teenligi 2014

Assalamu’alaikum,
Kali ini, Redaksi Teen dan Young Adult DIVA Press mengadakan sebuah lomba bertema: “Be Teen, Go Religious!”. Lomba kali ini terbuka buat kamu yang beragama Islam dan menyukai dunia menulis nonfiksi genre agama untuk kalangan remaja.
Lomba akan dibuka mulai 15 Januari 2014 dan ditutup 28 Februari 2014 pukul 23.00 WIB.

Ketentuan:
1. Tema bebas, dengan memenuhi 2 kriteria utama:
  • Bermuatan agama Islam
  • Dikemas untuk  konsumsi remaja
Silakan terlebih dahulu membaca beberapa judul berikut untuk mengetahui tema-tema yang sudah pernah dibahas dan karakter penulisan yang diinginkan penerbit.
  • Nyengir Ketupat (Haris Hirawling)
  • All About Teen Idols (Haris Hirawling)
  • Aku Pasti Bisa (Anico Laranta)
  • Tahajjud-Minded (Iqro’ Firdaus)
  • Dating Yes or No? (Muhammad Areya Laranta & Fathimah Anico Laranta)
  • Kalo Cinta Jangan Ngajak Setan Dong! (Muhammad Areya Laranta)
2. Ketebalan naskah 120-150 hlm MS Word, font Times New Roman, size 12,  spasi 2, justified/rata kiri dan kanan, margin 4cm (atas/kiri) 3cm (kanan/bawah), ukuran kertas A4
3. Naskah adalah karya perseorangan
4. Gunakan gaya bahasa yang ringan
5. Silakan mengirimkan naskah via email: btgr2014divapress@gmail.com dengan format judul/subject email: Nama penulis-judul naskah. Contoh: Siti Avifah-Baru Sweet 17 Udah Jago Sedekah
6. Format nama file word naskah: Nama penulis-judul naskah. Contoh: Siti Avifah- Baru Sweet 17 Udah Jago Sedekah
7. Bodi email dibiarkan kosong.
8. Lengkapi dengan ringkasan lengkap naskah, daftar isi, footnote (catatan kaki), dan daftar pustaka (80% dari buku, 20% dari internet dan lainnya).
9. Lengkapi pula dengan biodata narasi lengkap (mencantumkan tempat tanggal lahir, karya yang pernah diterbitkan (jika ada), aktivitas yang sesuai dengan naskah yang ditulis, dan sebagainya. Maksimal 1 halaman spasi 2.
10. Jangan lupa mencantumkan no. HP, twitter, facebook, dan blog pada halaman depan naskah agar mudah dihubungi oleh pihak panitia lomba.

Penjurian
Penjurian akan dilakukan oleh tim redaksi selama 1 bulan sejak lomba ditutup.

Hadiah
Juara 1 berhak mendapatkan:
  • 1 unit netbook
  • 3 kontrak penerbitan (1 untuk naskah lomba, 2 untuk naskah berikutnya dengan ketentuan acc ide atau order penerbit)
  • 5 sampel buku
Juara 2 dan 3 berhak mendapatkan:
  • 3 kontrak penerbitan (1 untuk naskah lomba, 2 untuk naskah berikutnya dengan ketentuan acc ide atau order penerbit)
  • 5 sampel buku
7 naskah nominator lainnya masing-masing akan mendapatkan:
  • 1 kontrak penerbitan naskah
  • 5 sampel buku
Jadi, buat kamu yang pingin berbuat kebaikan sambil berkarya, ikutan deh yang satu ini!!


Senin, 13 Januari 2014

SEBUAH PERTANYAAN DARI SAHABAT KOMUNITAS tentang arti KEJUJURAN.

TANYA:
Gus Manz :

Ayah Edi yang baik hati, jujur itu seperti apa dan bagaimana ? (maklum sudah biasa hidup di lingkungan tidak jujur dimana-mana).

Jawab:

Saya sendiri juga sama pak Gus, tidak paham arti jujur sampai suatu ketika kedua anak saya mengajari saya tentang kejujuran.

Suatu hari sy bersama anak saya menemukan UANG Rp. 10.000,- di lantai sebuah gedung tempat kami bersiaran. Dan malam itu ruangan sudah kosong tidak ada orang kecuali kami.

Lalu uang itu saya pungut, dan saya berkata dengan girang kepada anak saya; "Hore ayah nemu uang..., nemu uang Rp. 10.000,-"

Foto: SEBUAH PERTANYAAN DARI SAHABAT KOMUNITAS tentang arti KEJUJURAN.

TANYA:
Gus Manz :

Ayah Edi yang baik hati, jujur itu seperti apa dan bagaimana ? (maklum sudah biasa hidup di lingkungan tidak jujur dimana-mana).

Jawab:

Saya sendiri juga sama pak Gus, tidak paham arti jujur sampai suatu ketika kedua anak saya mengajari saya tentang kejujuran.

Suatu hari sy bersama anak saya menemukan UANG Rp. 10.000,- di lantai sebuah gedung tempat kami bersiaran. Dan malam itu ruangan sudah kosong tidak ada orang kecuali kami.

Lalu uang itu saya pungut, dan saya berkata dengan girang kepada anak saya; "Hore ayah nemu uang..., nemu uang Rp. 10.000,-"

"Ini simpan nak kamu simpan, rejeki bisa kamu tabung atau kamu sedekahkan."

Diluar dugaan saya pak, kedua anak saya malah berkata:

"Apakah itu uang ayah yang jatuh?" tanya kedua anak saya.

"bukan nak, ini nemu uang namanya, ini rejeki kita" jawab saya 
Maklum karena sejak kecil secara tradisi apa bila ada peristiwa seperti ini disebut nemu uang dan itu rejeki, katanya.

"Loh... kalo bukan uang ayah kenapa ayah ambil ?", "Jangan di ambil, taruh lagi pada tempatnya, kasihankan om yang kehilangan uang tersebut, jika nanti dia datang lagi kesini dan mencarinya dan ternyata uangnya sudah di ambil sama ayah?" Anak saya Dimas berkata dengan nada serius pada saya dan sama sekali tidak berminat untuk mengambil uang itu.

"Sejak tadi Mas Dido juga sudah tahu ada uang di lantai, tapi itukan bukan uang mas jadi tidak mau ambil" kata kakaknya menimpali.

Lalu saya pandangi kedua anak saya, muka saya merah karena malu, tapi juga bangga dan bahagia memiliki kedua orang anak yang mampu berpikir kritis dan sama sekali tidak tertarik untuk menerima uang pemberian saya itu. Dia sama sekali tidak merasa nemu uang itu adalah rejeki baginya.

Dan akhirnya saya peluk kedua anak saya; setelah itu saya letakkan kembali uang itu di tempat saya mengambilnya. Dan kamipun berlalu pergi meninggalkan gedung itu.

Sesampainya di rumah sayapun langsung bersujud, bersyukur pada Tuhan, telah mendapat sebuah pelajaran berharga tentang arti sebuah kejujuran dari kedua orang malaikat kecilku.

Dan sejak saat itu sy tidak pernah lagi mau mengambil uang di jalan yang saya temukan, karena itu memang bukan hak saya, apa lagi REJEKI saya.

Mungkin itulah salah satu arti kejujuran pak Gus, tidak mengambil apapun yang bukan menjadi hak kita (DENGAN ALASAN PEMBENARAN APAPUN), 

Saya pikir jika ini bisa dilakukan setiap orang Indonesia maka orang yang kehilangan barang atau uang segera akan menemukan kembali di tempat ia merasa kehilangan.

Mungkin jika ada lagi kisah lain yang di alami keluarga Indonesia tentang arti sebuah kejujuran ? Silahkan di share di kolom komentar ini. 

Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua.

silahkan baca juga posting sebelumnya ttg kejujuran di: 
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=586757011395404&set=a.144983902239386.35784.141694892568287&type=1

"Ini simpan nak kamu simpan, rejeki bisa kamu tabung atau kamu sedekahkan."

Diluar dugaan saya pak, kedua anak saya malah berkata:

"Apakah itu uang ayah yang jatuh?" tanya kedua anak saya.

"bukan nak, ini nemu uang namanya, ini rejeki kita" jawab saya
Maklum karena sejak kecil secara tradisi apa bila ada peristiwa seperti ini disebut nemu uang dan itu rejeki, katanya.

"Loh... kalo bukan uang ayah kenapa ayah ambil ?", "Jangan di ambil, taruh lagi pada tempatnya, kasihankan om yang kehilangan uang tersebut, jika nanti dia datang lagi kesini dan mencarinya dan ternyata uangnya sudah di ambil sama ayah?" Anak saya Dimas berkata dengan nada serius pada saya dan sama sekali tidak berminat untuk mengambil uang itu.

"Sejak tadi Mas Dido juga sudah tahu ada uang di lantai, tapi itukan bukan uang mas jadi tidak mau ambil" kata kakaknya menimpali.

Lalu saya pandangi kedua anak saya, muka saya merah karena malu, tapi juga bangga dan bahagia memiliki kedua orang anak yang mampu berpikir kritis dan sama sekali tidak tertarik untuk menerima uang pemberian saya itu. Dia sama sekali tidak merasa nemu uang itu adalah rejeki baginya.

Dan akhirnya saya peluk kedua anak saya; setelah itu saya letakkan kembali uang itu di tempat saya mengambilnya. Dan kamipun berlalu pergi meninggalkan gedung itu.

Sesampainya di rumah sayapun langsung bersujud, bersyukur pada Tuhan, telah mendapat sebuah pelajaran berharga tentang arti sebuah kejujuran dari kedua orang malaikat kecilku.

Dan sejak saat itu sy tidak pernah lagi mau mengambil uang di jalan yang saya temukan, karena itu memang bukan hak saya, apa lagi REJEKI saya.

Mungkin itulah salah satu arti kejujuran pak Gus, tidak mengambil apapun yang bukan menjadi hak kita (DENGAN ALASAN PEMBENARAN APAPUN),

Saya pikir jika ini bisa dilakukan setiap orang Indonesia maka orang yang kehilangan barang atau uang segera akan menemukan kembali di tempat ia merasa kehilangan.

Mungkin jika ada lagi kisah lain yang di alami keluarga Indonesia tentang arti sebuah kejujuran ? Silahkan di share di kolom komentar ini.

Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua.


Sumber :https://www.facebook.com/pages/Komunitas-AYAH-EDY/141694892568287?fref=ts

MENGAPA DENMARK MENJADI NEGERI PALING MAKMUR DI DUNIA?

Foto: RENUNGAN BAGI PARA ORANG TUA DAN PENYELENGGARA PENDIDIKAN DI INDONESIA. 

MENGAPA DENMARK MENJADI NEGERI PALING MAKMUR DI DUNIA? 

Suatu hari tanpa sengaja Tuhan, mengarahkan jari-jemari saya melalui google untuk membuka sejarah negara Denmark.

Dari info Wikipidia yang kebetulan saya baca ternyata Denmark adalah negara Paling Nyaman untuk tempat tinggal manusia di dunia, negara dengan pendapatan penduduk paling tinggi di dunia, juga menjadi negara paling makmur didunia paling bersih di dunia hingga mendapat gelar "Negeri Dongeng". 

Meskipun kemudian tingkat kenyamanannya tergeser oleh New Zealand. New Zealand menempati urutan pertama negara paling Nyaman untuk tempat tinggal manusia di dunia.

Sebagai seorang pendidik, saya langsung berpikir bahwa mungkin yang menjadi penyebab Denmark dan New Zealand menjadi negara termakmur adalah karena pendidikan mereka yang sangat baik. 

Ah... namun ternyata dugaan saya keliru. Orang-orang Denmark justru percaya bahwa penyebab dari negaranya menjadi termakmur, ternyaman dan teraman adalah karena Masyarakatnya Jujur. 

Orang Denmark percaya bahwa semua kebaikan yang ada di negaranya berawal dari KEJUJURAN, pada saat seorang jujur maka semua fasilitas umum untuk rakyat akan terbangun dengan baik sebagaimana mestinya sesuai standar mutu yang telah di tetapkan di segala bidang mulai dari Kesehatan, Pendidikan, Kesejahteraan dll. 

Masyarakat Denmark percaya bahwa ke jujuran bisa melahirkan segalanya, Mereka percaya bahwa setiap manusia itu pintar, dengan kejujuran maka setiap kepintaran manusia akan menjadi manfaat bagi sesama dan seluruh negeri. Mereka yakin jika setiap aparat pemerintah jujur dan rakyatnya jujur maka sebuah negara bisa menjadi makmur tanpa perlu menjadi yang paling pintar dibidang pendidikan. 

Ternyata memang benar, Denmark masuk dalam salah satu negara dengan tingkat korupsi NYARIS NOL, seperti juga di Finlandia dan New Zealand. 

Karena kejujuran itulah akhirnya pendidikan di negara ini pun menjadi lebih baik dan sangat maju. Jadi tidak salah jika kita katakan bahwa KETIDAK JUJURAN (mental korup), akan melahirkan bencana berantai dalam sebuah negara. 

Mereka begitu yakinnya bahwa Kejujuran adalah awal dari semua kebaikan dan bukannya KEPINTARAN. Dulu saat kami mendirikan sekolah, kira2 10 tahun silam, Kejujuran dan Etika Moral adalah Prioritas utama, sedangkan kepintaran itu kita kembangkan kemudian, karena kami juga yakin bahwa setiap anak terlahir pintar.

Itulah sebabnya di sekolah kami, kami tidak terlalu pusing jika seorang anak belum bisa CALISTUNG saat masuk SD atau bahkan setelah sekolah SD, tapi kami sangat peduli jika sorang anak tidak jujur dan beretika buruk. 

Dan setelah membaca artikel ini sepertinya Saya di ingatkan kembali oleh Tuhan, untuk tetap mempertahankan apa yang sudah kami Yakini. Bahwa KARAKTER, PRILAKU dan KEJUJURAN adalah landasan untuk MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DAN MAKMUR. Dan bukan angka2 akademik yang tertera di buku Raport. 

Terimakasih Tuhan, Engkau selalu menguatkan kami untuk selalu tegar pada apa yang kami yakini benar dalam sistem pendidikan anak-anak kami dan sekolah kami. 

Mari kita renungkan bersama.

-ayah edy-

Suatu hari tanpa sengaja Tuhan, mengarahkan jari-jemari saya melalui google untuk membuka sejarah negara Denmark.

Dari info Wikipidia yang kebetulan saya baca ternyata Denmark adalah negara Paling Nyaman untuk tempat tinggal manusia di dunia, negara dengan pendapatan penduduk paling tinggi di dunia, juga menjadi negara paling makmur didunia paling bersih di dunia hingga mendapat gelar "Negeri Dongeng".

Meskipun kemudian tingkat kenyamanannya tergeser oleh New Zealand. New Zealand menempati urutan pertama negara paling Nyaman untuk tempat tinggal manusia di dunia.

Sebagai seorang pendidik, saya langsung berpikir bahwa mungkin yang menjadi penyebab Denmark dan New Zealand menjadi negara termakmur adalah karena pendidikan mereka yang sangat baik.

Ah... namun ternyata dugaan saya keliru. Orang-orang Denmark justru percaya bahwa penyebab dari negaranya menjadi termakmur, ternyaman dan teraman adalah karena Masyarakatnya Jujur.

Orang Denmark percaya bahwa semua kebaikan yang ada di negaranya berawal dari KEJUJURAN, pada saat seorang jujur maka semua fasilitas umum untuk rakyat akan terbangun dengan baik sebagaimana mestinya sesuai standar mutu yang telah di tetapkan di segala bidang mulai dari Kesehatan, Pendidikan, Kesejahteraan dll.

Masyarakat Denmark percaya bahwa ke jujuran bisa melahirkan segalanya, Mereka percaya bahwa setiap manusia itu pintar, dengan kejujuran maka setiap kepintaran manusia akan menjadi manfaat bagi sesama dan seluruh negeri. Mereka yakin jika setiap aparat pemerintah jujur dan rakyatnya jujur maka sebuah negara bisa menjadi makmur tanpa perlu menjadi yang paling pintar dibidang pendidikan.

Ternyata memang benar, Denmark masuk dalam salah satu negara dengan tingkat korupsi NYARIS NOL, seperti juga di Finlandia dan New Zealand.

Karena kejujuran itulah akhirnya pendidikan di negara ini pun menjadi lebih baik dan sangat maju. Jadi tidak salah jika kita katakan bahwa KETIDAK JUJURAN (mental korup), akan melahirkan bencana berantai dalam sebuah negara.

Mereka begitu yakinnya bahwa Kejujuran adalah awal dari semua kebaikan dan bukannya KEPINTARAN. Dulu saat kami mendirikan sekolah, kira2 10 tahun silam, Kejujuran dan Etika Moral adalah Prioritas utama, sedangkan kepintaran itu kita kembangkan kemudian, karena kami juga yakin bahwa setiap anak terlahir pintar.

Itulah sebabnya di sekolah kami, kami tidak terlalu pusing jika seorang anak belum bisa CALISTUNG saat masuk SD atau bahkan setelah sekolah SD, tapi kami sangat peduli jika sorang anak tidak jujur dan beretika buruk.

Dan setelah membaca artikel ini sepertinya Saya di ingatkan kembali oleh Tuhan, untuk tetap mempertahankan apa yang sudah kami Yakini. Bahwa KARAKTER, PRILAKU dan KEJUJURAN adalah landasan untuk MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DAN MAKMUR. Dan bukan angka2 akademik yang tertera di buku Raport.

Terimakasih Tuhan, Engkau selalu menguatkan kami untuk selalu tegar pada apa yang kami yakini benar dalam sistem pendidikan anak-anak kami dan sekolah kami.

Mari kita renungkan bersama.

-ayah edy-


Sumber : https://www.facebook.com/